Ambon, 25 Juni 2025 – Wakil Ketua KNPI Provinsi Maluku, M. Iqbal Sowakil, menyesalkan pernyataan sepihak yang disampaikan oleh oknum pengurus KNPI dalam menyikapi kebijakan Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa. Iqbal menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak menjiwai peran pemuda Maluku, melainkan opini pribadi yang justru dapat mencederai semangat kolektif pemuda dalam membangun Maluku.
“Sangat disayangkan jika ada pihak yang mengatasnamakan pemuda mencederai spirit juang pemuda. Ini membingungkan publik dan menciptakan kesan bahwa KNPI hanya sibuk mengkritik tanpa kontribusi nyata,” ujar Iqbal.
Menurutnya, kritik memang bagian penting dari demokrasi, namun harus disampaikan dengan etika, data, dan niat membangun, bukan sekadar menebar kebencian dan provokasi yang tidak berdasar.
“Kita ini pemuda, harus hadir dengan solusi dan kontribusi. Bukan ikut-ikutan menyalakan api konflik atau menyudutkan pemerintah tanpa dasar yang kuat. Kalau memang ada niat baik, mari kita duduk bersama, bahas secara terbuka,” lanjutnya.
Iqbal juga menilai pernyataan pengurus KNPI yang menyamakan Gubernur dengan “aktor Bollywood” atau menyebutnya “konyol” sangat tidak pantas, apalagi disampaikan oleh seorang yang mengaku sebagai pemimpin pemuda.
“Kalau kita sebagai pemuda ingin didengar, maka cara menyampaikannya juga harus elegan. Menghina dan mencaci bukan jalan perubahan. Itu justru menunjukkan kemiskinan etika dan kedangkalan berpikir,” tegasnya.
Terkait pembangunan rumah dinas, Iqbal menyatakan bahwa setiap kebijakan pasti memiliki dasar hukum dan perencanaan yang melewati berbagai forum resmi, termasuk Musrenbang dan pembahasan anggaran bersama DPRD. “Pemerintah tentu tidak akan membangun tanpa dasar. Justru kita sebagai pemuda harus mengawal pelaksanaannya agar tepat guna dan tepat sasaran,” jelasnya.
Ia pun mengajak seluruh elemen pemuda untuk tidak terjebak dalam politisasi isu, melainkan aktif terlibat dalam proses pembangunan daerah dengan cara yang konstruktif dan inklusif.
“Pemuda harus jadi lokomotif pembangunan, bukan kompor yang memperkeruh suasana. Kritik boleh, tapi mari kita bawa juga tawaran solusi. Jangan hanya menyalahkan, tapi tak pernah hadir saat diminta masukan,” tutup Iqbal.