Maulid Nabi, Tarekat, dan Nasionalisme: Generasi Muda Maluku Didorong Rawat Islam Nusantara di Bumi Raja-raja

Ambon, 29 Agustus 2025

Tarekat belakangan tidak begitu familiar bila dikaitkan dengan Tasawuf. Padahal, latar keislaman Nusantara sangat dekat dengan ajaran Tasawuf.

Padahal, terminologi Sufisme, Tasawuf dan Tarekat, masih punya kaitan satu sama lain. Dikatakan oleh Wawan Tomson, kader Banser-Ansor Kota Ambon.

“Kita seolah terlupakan oleh Islamisasi Nusantara, bahwa kita adalah hasil syiar Islam ala Ulama Sufi”, terang Tomson, mantan aktivis GMNI.

Diketahui, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M yang diselenggarakan oleh Jamaah Nahdlatul Ulama (NU) di Asrama Haji Ambon berlangsung khidmat sekaligus penuh semangat kebersamaan.

Acara yang mengangkat tema Seminar Tasawuf dan Tabligh Akbar “Suluk Tarekat Sebagai Asas Kebangkitan Peradaban di Bumi Raja-raja” ini menjadi ruang perjumpaan antara ulama, tokoh masyarakat, serta generasi muda Maluku yang ingin memperdalam spiritualitas sekaligus meneguhkan kembali peran sejarah Islam dalam perjalanan bangsa.

Hadir sebagai pembicara utama, KH. Husni Hidayat, Lc., dari Majelis Umana Tarekat Dusuqiyah Muhammadiyah (TDM) Indonesia. Dalam pemaparannya, alumni Al-Azhar Kairo tersebut menyinggung keterkaitan erat antara sejarah kebangsaan dengan tradisi tarekat. Ia menegaskan bahwa dalam lintasan perjuangan kemerdekaan, banyak tokoh pendiri bangsa lahir dari rahim pesantren dan tarekat yang menanamkan disiplin spiritual, kesederhanaan, serta semangat pengabdian kepada tanah air.

“Kalau kita menelusuri jejak sejarah, akan kita temukan bahwa sebagian besar pendiri bangsa memiliki latar belakang tarekat. Mereka tidak hanya pejuang politik, tetapi juga pejuang spiritual. Bahkan, pihak kolonial Belanda menyadari bahwa kekuatan tarekat menjadi sumber energi perlawanan rakyat,” jelas KH. Husni di hadapan ratusan jamaah yang memadati aula Asrama Haji Ambon.

Kegiatan Maulid ini diwarnai antusiasme dari berbagai kalangan. Tampak hadir para kader muda NU, aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), jamaah Tarekat Dusuqiyah Muhammadiyah, serta sejumlah badan otonom NU seperti Gerakan Pemuda Ansor dan Jami’yyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (JATMAN). Kebersamaan tersebut memperlihatkan bagaimana tradisi keagamaan mampu merangkul lintas generasi dalam suasana keilmuan dan kebersamaan.

Turut pula sebagai Pembicara adalah Ustad Dr. Didin Baharuddin, LC., MA., dari Majelis Fatwa MUI Maluku.

Unggulan

Rekomendasi

Memberikan informasi yang akurat, memberikan wadah aspirasibagi masyarakat serta memberikan inspirasi untuk masyarakat luas.

Featured Posts

Follow Us