Ambon — Sejumlah penumpang kapal KM Cantika Lestari 8A milik PT Pelayaran Dharma Indah, yang melayani rute Namlea–Ambon, mengeluhkan minimnya fasilitas kapal yang dinilai tidak sebanding dengan lamanya waktu pelayaran dan tingginya tarif tiket.
Keluhan paling menonjol datang dari kondisi toilet kapal yang hanya satu unit, dengan saluran air kerap mati setelah empat jam berlayar. Padahal, perjalanan laut di jalur tersebut memakan waktu hingga tujuh hingga delapan jam. Akibatnya, banyak penumpang terpaksa menahan diri karena tidak bisa menggunakan fasilitas dasar itu selama lebih dari separuh perjalanan.
“Bayangkan, kapal sebesar itu hanya punya satu toilet, dan airnya mati di tengah laut. Kami penumpang jadi sangat tidak nyaman,” keluh salah satu penumpang yang enggan disebut namanya.
Selain fasilitas yang terbatas, penumpang juga menyoroti tingginya tarif tiket yang terus melonjak. Kenaikan harga tersebut dianggap tidak sebanding dengan pelayanan yang diterima, bahkan menambah beban masyarakat yang menggantungkan mobilitasnya pada transportasi laut.
Menanggapi kondisi ini, Gerakan Pemuda Ansor Wilayah Maluku melalui Wakil Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor, Al Walid Muhammad, mendesak PT Pelayaran Dharma Indah untuk segera melakukan perbaikan menyeluruh terhadap fasilitas kapal.
“Kapal yang melayani rute antar-pulau seharusnya memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, bukan malah menambah penderitaan di tengah laut. Kami mendesak manajemen PT Pelayaran Dharma Indah untuk memaksimalkan fasilitas kapal dan meninjau ulang tarif penumpang, termasuk biaya pengantaran jenazah dan penitipan barang yang dinilai memberatkan,” tegas Al Walid dalam keterangan resminya di Ambon.
GP Ansor juga menilai bahwa akses transportasi laut di Maluku merupakan urat nadi ekonomi dan sosial masyarakat kepulauan, sehingga pelayanan publik di sektor ini harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat, bukan semata keuntungan perusahaan.
Keluhan ini diharapkan menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan instansi terkait, agar kenyamanan dan keselamatan penumpang tidak lagi diabaikan dalam layanan transportasi laut di Maluku.