Masohi, 28 Juli 2025 – Langkah strategis Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir, dalam meluncurkan program Bantuan Pangan Beras dan Gerakan Pangan Murah 2025 di Masohi, disambut antusias oleh berbagai kalangan. Program ini menyasar 29.862 keluarga penerima manfaat sebagai bentuk nyata kehadiran pemerintah daerah dalam menghadapi tantangan ekonomi dan menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Bupati Zulkarnain menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud dari komitmen serius pemerintah dalam menstabilkan harga kebutuhan pokok dan memastikan pangan tetap terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Dalam situasi ekonomi global yang tidak menentu, kami hadir dengan solusi. Pangan harus tetap tersedia, dan harganya tidak boleh membebani rakyat kecil,” ujar Zulkarnain.
Kebijakan ini sekaligus mendukung agenda nasional dalam pengendalian inflasi dan memperkuat ketahanan pangan dari akar rumput.
Menanggapi peluncuran program ini, Friady Toisuta, Koordinator Wilayah Asosiasi Pelaku Usaha Desa Se-Indonesia (APUDsi) Provinsi Maluku, memberikan apresiasi tinggi kepada Bupati Maluku Tengah.
“Pak Zulkarnain bukan hanya bekerja di balik meja, tetapi turun langsung ke lapangan, melihat kondisi rakyat, dan merespon dengan kebijakan konkret. Ini contoh kepemimpinan yang dibutuhkan daerah,” ungkap Friady.
Namun, Toisuta juga menekankan pentingnya keberlanjutan program ini melalui pelibatan pelaku usaha lokal di desa-desa.
“Kami berharap program ini tidak hanya berorientasi pada distribusi bantuan, tetapi juga membuka ruang keterlibatan bagi UMKM desa, petani, nelayan, dan koperasi lokal sebagai penyedia komoditas pangan murah,” lanjutnya.
Sebagai representasi pelaku usaha desa, Friady mendorong Bupati untuk menginisiasi program kolaboratif berbasis desa melalui Kemitraan antara Pemda dan BUMDes/Koperasi Desa sebagai pemasok pangan. Pembentukan Klaster Ketahanan Pangan Desa yang dikoordinasi oleh pelaku usaha lokal. Fasilitasi kredit mikro dan pelatihan usaha bagi pengusaha kecil yang ingin terlibat dalam rantai pasok pangan.
“Jika desa diberi ruang untuk memproduksi dan mendistribusikan pangan sendiri, maka program ini tidak hanya memberi makan hari ini, tapi membangun ketahanan ekonomi untuk masa depan,” ujarnya.
Dalam pandangan Friady, Zulkarnain Awat Amir berhasil tampil sebagai pemimpin daerah yang adaptif, visioner, dan solutif, khususnya dalam menjawab keresahan ekonomi masyarakat.
“Beliau tidak hanya bicara soal ketahanan pangan, tapi juga menghadirkan program dengan dampak langsung ke dapur masyarakat. Inilah pemimpin yang punya hati dan keberanian,” tegas Friady.
Dengan sinergi antara pemerintah daerah dan pelaku usaha desa, program pangan murah ini diharapkan menjadi gerakan jangka panjang untuk membangun kemandirian ekonomi lokal. Kepemimpinan Bupati Zulkarnain yang dekat dengan rakyat dan membuka ruang partisipatif menjadi modal besar dalam menata masa depan Maluku Tengah yang lebih mandiri, tangguh, dan berdaulat secara pangan.