Setelah menjadi sorotan publik terkait dengan revitalisasi SMP Negeri 38 Maluku Tengah, ternyata Polres telah melakukan pengumpulan bahan dan keterangan dari pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maluku Tengah. (09/08/2025)
Seperti diketahui pengerjaan proyek revitalisasi SMP 38 Maluku Tengah tahun anggaran 2024 diduga tidak sesuai rencana anggaran biaya (RAB).
Proyek rehab berat SMP 38 yang menelan anggaran Rp 3,4 miliar itu dikerjakan oleh Haji Mansur dengan Perusahaan CV Marawakan.
Pengerajaan proyek tersebut diduga tidak sesuai RAB sebagai mana tertuang dalam dokumen kontrak 420/23.a/KONTRAK/DAK-SMP 38 MT/VII/2024.
Item pekerjaan yang tidak dikerjakan pihak kontraktor yakni alumunium foil pada struktur atap yang anggrannya mencapai 90 juta.
Kemudian untuk beberapa pintu SMP 38 diduga tidak memakai kayu standar kelas 1.
Selain itu, item lain yang diduga tidak dikerjakan yakni kloset duduk pada WC dan tidak memakai keramik WC sekolah. Kemudian diduga cat didinding yang dipakai tidak sesuai spek.
Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesaia Cabang Ambon Maluku melalui surat aksi yang di masukan pada hari jumat 08 Agustus 2025 bertujuan akan menyelengarakan aksi besar-besaran sekaligus membuka laporan terkait dugaan proyek fiktif revitalisasi SMP Negeri 38 Maluku Tengah yang menelan anggaran Rp. 3,4 Miliar.
Menegaskan bahwa anggaran proyek merupakan anggaran negara yang di atur sedemikian rupa untuk setiap segi kebutuhan seperti infrastruktur dan lain-lain, maka ini juga menjadi tanggung jawab bersama agar semua proyek yang di anggarkan di kerjakan sesuai standar dan rancangan pembangunan berdasarkan RAB yang telah di itemkan.
Lebih lanjut Dpc Permahi Ambon (Maluku) berharap melalui kapolda maluku yang baru semoga masalah korupsi yang ada di maluku dapat di selesaikan satu persatu terutama masalah dugaan kasus proyek fiktif revitalisasi SMP Negeri 38 Maluku Tengah sehingga kontraktor-kontraktor di maluku lebih amanah dalam mengerjakan proyek-proyek hasil tender. Tutup Onyong M pengurus DPC PERMAHI ambon
