Ambon, 31 Juli 2025 — Suasana hangat dan penuh keterbukaan mewarnai pertemuan antara Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Maluku dan Wakil Gubernur Maluku, Abdulah Vanath, pada Kamis (31/7). Pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi, tapi menjadi momen penting dalam tradisi tabayyun sebuah cara khas Nahdlatul Ulama dalam menyelesaikan persoalan dengan mengedepankan dialog langsung dan penuh hikmah.
Beberapa hari terakhir, pernyataan Wakil Gubernur Maluku di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) menyita perhatian publik, terutama dari kalangan umat Islam. Pernyataan itu, yang ditafsirkan berbeda-beda di ruang digital maupun komunitas, memantik reaksi dan perdebatan.
Alih-alih terpancing emosi, PW GP Ansor Maluku memilih jalan yang lebih elegan: menemui langsung sang Wakil Gubernur.
“Bagi kami, tidak ada yang lebih tahu maksud dan konteks sebuah pernyataan selain orang yang mengucapkannya sendiri,” tegas Ketua Lembaga Bantua Hukum (LBH) GP Ansor Provinsi Maluku. “Kami datang untuk mendengar, bukan menghakimi.”
Inilah esensi tabayyun mendengar langsung dari sumber utama, bukan dari potongan-potongan video, kutipan viral, atau interpretasi yang liar di media sosial.
Setelah mendengar penjelasan utuh dari Wakil Gubernur, GP Ansor Maluku menyimpulkan bahwa tidak ada niat buruk dalam pernyataan tersebut. Justru, mereka melihat sosok Abdulah Vanath sebagai pemimpin yang punya visi besar untuk kemajuan Maluku.
“Pak Wagub menunjukkan komitmen kuat dalam membangun Maluku yang adil dan sejahtera. Visi Saptacita Lawamena Maluku untuk menyongsong Indonesia Emas 2040 adalah harapan bersama. Kita harus berjalan bersama, bukan saling curiga,” lanjut pernyataan Ketua LBH GP Ansor Provinsi Maluku.
Pertemuan ini diharapkan menjadi teladan bahwa dalam masyarakat yang plural dan dinamis, ruang klarifikasi jauh lebih sehat ketimbang ruang amarah. Bahwa perbedaan pandangan bisa dijembatani dengan kesediaan untuk duduk bersama.
Dan GP Ansor Maluku telah membuktikannya dengan kepala dingin, hati terbuka, dan niat baik untuk menjaga harmoni di Bumi Raja-Raja.