Ambon, 12 Juli 2025 – Langkah cepat yang dilakukan Plh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Maluku, Dr. Achmad Jais Ely, untuk membersihkan sampah di kawasan Pasar Mardika mendapat sorotan tajam dari Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Fikri Rumatiga.
Fikri menyayangkan sikap Jais Ely yang bertindak berdasarkan perintah Gubernur dan Wakil Gubernur, bukan atas inisiatif sendiri sebagai pejabat teknis.
“Seorang kepala dinas itu harus punya kepekaan, bukan tunggu disuruh baru bergerak. Kalau hanya jalankan perintah, lebih baik jadi pegawai biasa saja,” tegas Fikri, kepada media, Jumat (12/07).
Fikri menilai bahwa seorang kepala dinas memegang tanggung jawab strategis dalam merancang kebijakan dan solusi nyata, khususnya dalam menata ulang wajah pegan Maluku. Ia menekankan pentingnya memiliki visi dan rencana konkret terhadap kondisi Pasar Mardika tanpa harus menunggu arahan dari pimpinan politik.
“Pasar Mardika itu simbol utama perekonomian rakyat. Yang dibutuhkan bukan aksi pencitraan sesaat, tapi perencanaan jangka panjang dan terukur,” tambahnya.
Sebelumnya, Dr. Achmad Jais Ely diketahui turun langsung memimpin aksi bersih-bersih kawasan Pasar Mardika pada Sabtu malam (12/7/2024), bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Ambon. Ia menyebut tindakannya sebagai bagian dari instruksi langsung pimpinan daerah.
“Kami mendapat perintah langsung dari Bapak Gubernur dan arahan Bapak Wakil Gubernur untuk segera bertindak cepat dan bersih,” kata Jais Ely.
Namun menurut Fikri, justru pernyataan itu menunjukkan kelemahan inisiatif birokrasi. Ia mendesak agar kepala dinas seperti Jais Ely mampu bertindak secara profesional, mandiri, dan proaktif dalam menghadapi persoalan-persoalan strategis.
“Kalau semua harus menunggu perintah, bagaimana mungkin bisa membangun Maluku yang tanggap dan berkemajuan? Kita butuh pemimpin di birokrasi, bukan tukang eksekusi perintah semata,” pungkas Fikri.
